Soetomo (Bung Tomo) si Tukang Kritik dan Pekikan ‘Allahuakbar’
Apa yang didapat dari mengkritik penguasa? Tak ada, malah biasanya berakhir menjadi pesakitan di penjara, miskin harta, dijauhi kolega. Itulah yang menimpa Soetomo atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bung Tomo. Ia adalah Pengobar semangat juang arek-arek Suroboyo pada peperangan 10 november 1945. Pekikan ‘Allahuakbar’ yang diteriakkannya di akhir pidato, terbukti mampu meningkatkan nyali para bonek, hingga tak peduli lagi akan kata mati. Pokoknya Inggris dan sekutu mesti angkat kaki dari bumi pertiwi.
War is over. Soekarno didaulat jadi Presiden pertama Republik Indonesia. Sebagai salah satu tokoh sentral pergerakan kemerdekaan, bung Tomo tentu mendapat porsi jabatan dari pemerintah pusat. Terhitung ia pernah jadi anggota DPR dan menteri di jaman orde lama. Namun kemewahan itu tak lama dicicipinya, ia lebih senang berada diluar sistem.
Alasan Bung Tomo melepas Kemewahan
Kedekatan Soekarno dengan PKI adalah alasan utamanya melepas kemewahan. Sejak Soekarno mendeklarasikan Nasakom, bung Tomo jadi sering mengkritik sang proklamator. Tak hanya itu, gaya hidup Soekarno yang suka berfoya-foya membuat bung Tomo muak. Ia menulis satiran, membuat sang pemimpin revolusi gelagapan.
Rezim berganti, segera oleh Soeharto ia ditawari berbagai posisi. Namun bung Tomo lebih suka jadi rakyat biasa, tinggal di Surabaya. Ia tetap aktif didunia politik, dengan ikut mengawasi gerak gerik dan prilaku penguasa. Belum lama Soeharto berkuasa, bung Tomo sudah menyampaikan kritik tajam yang menohok keluarga cendana. Ia menilai penguasa orde baru terlalu dekat dengan pengusaha Tionghoa.
Di tahun 1978, bung Tomo kembali menulis kritik kepada penguasa. Kali ini sosok ibu Tien yang diserangnya. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dinilai bung Tomo sarat dengan KKN. Bahkan ia tak segan menjuluki ibu Tien sebagai ‘miss ten percent’, karena secara terang-terangan meminta dana 10% dari setiap BUMN.
Bung Tomo dipenjara
Bung Tomo no 3 dari kiri, tepat dibelakang Jenderal Sudirman
Habis sudah kesabaran pak Harto. Ini orang ditawari jabatan gak mau, ditawari harta benda ditolak, namun acapkali nyinyir dengan kebijakan pemerintah. Akhirnya bung Tomo dijemput paksa, kemudian dipenjara hingga setahun lamanya.
Oktober 1981. Tak lama usai meringkuk jadi tahanan politik, bung Tomo menunaikan ibadah haji. Tak dinyana, di padang arafah ia menemui pencipta Nya. Atas permintaan sang istri, jenazahnya dibawa pulang ke Indonesia, lalu dikebumikan di pemakaman umum Ngagel Surabaya.
Gelar Pahlawan Nasional
Begitulah sekelumit perjalanan hidup bung Tomo. Cuma sedikit harta benda yang ia tinggalkan bagi keluarga. Gelar pahlawan Nasional pun baru didapatkannya saat pemerintahan SBY ditahun 2008.
Legacy bung Tomo hanya pekikan Allahuakbar. Terasa sangat spesial karena dengan kalimat takbir itu ia berhasil membakar semangat juang arek-arek Suroboyo. Selebihnya, ia hanya seorang ‘tukang kritik’. Tak peduli siapa yang menjadi presiden, bung Tomo selalu mengawasi dengan tulisannya yang cetar membahana, bikin merah telinga penguasa. (BZH)
Sumber: Ruby Kay
Average Rating