NIAT PUASA YANG ANDA BACA, PERNAHKAH ANDA RENUNGKAN & PAHAMI ?

NIAT PUASA YANG ANDA BACA, PERNAHKAH ANDA RENUNGKAN & PAHAMI ?

Read Time:3 Minute, 36 Second


Niat puasa yang biasa anda baca :

1- نَوَيْتُ صَوْمَ : Aku berniat berpuasa

2- غَدٍ : Besok

3- عن أداء : Dari menunaikan

4- فَرْضِ : Kewajiban

5- شَهْرِ رَمَضَانَ : Bulan Ramadhan

6- هَذِهِ النَّسَةِ : Pada Tahun Ini

7- للهِ تَعَالَى : Karena Allah Ta’ala


Mari kita renungkan dan pahami bersama dari setiap kata perkata :

1- نَوَيْتُ صَوْمَ : Aku berniat berpuasa

Kata Nawaitu (نَوَيْتُ) dalam Bahasa Arab disebut dengan Fi’il Madhi (فعل ماضي) yaitu kata kerja yang menunjukkan waktu lampau/sudah berlalu.

Sehingga jika diterjemahkan sesuai dengan kaidah Bahasa arab, maka Nawaitu (نَوَيْتُ) artinya : Aku Telah Berniat.

  • Bagaimana mungkin anda mengatakan : Nawaitu (نَوَيْتُ) yang artinya : Aku Telah Berniat (yaitu sudah selesai berniat), padahal anda sedang membaca niat ???!!!

(Mana yang pintar Bahasa Arab ? Yang tidak tahu Bahasa Arab, silahkan menyimak saja).

  • Kemudian Allah itu Maha Mengetahui, apakah Allah tidak tahu niat anda didalam hati sampai harus mengucapkan niat tersebut ???
  • Niat itu tempatnya di dalam hati, tapi jika sudah diucapkan maka itu bukan lagi disebut dengan niat tetapi ucapan atau perkataan. Perhatikan Sabda Nabi ﷺ berikut :

إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ

“Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang dikatakan oleh hati mereka (yaitu berupa niat buruk -pent), selama belum dikerjakan atau diucapkan”.

(HR. Al-Bukhari no. 5269).

Ini menunjukkan bahwa niat itu di dalam hati dan bukan ucapan atau perkataan, dan niat buruk didalam hati belum tercatat sebagai dosa selama belum dikerjakan atau diucapkan, berbeda dengan niat baik walaupun belum dikerjakan atau diucapkan, maka sudah dicatat 1 pahala sebagai hadits shahih yang menjelaskannya.

2- غَدٍ : Besok

(Aku berniat berpuasa) Besok.

Jika ini anda katakan (dan memang ini kenyataannya) pada waktu subuh ketika bangun makan sahur, pertanyaannya : Dari waktu subuh ketika anda makan sahur, kapan anda mulai berpuasa ?

Apakah DI HARI ITU diwaktu subuh dihari yang sama, atau besok ?
Sebagaimana yang anda katakan : (Aku berniat berpuasa BESOK ?)

Jawabannya :
Anda memulai berpuasa bukan besok, tetapi sebentar yaitu pada hari itu juga. Paham letak kesalahannya ???

3- عن أداء : Dari menunaikan

(Aku berniat berpuasa besok) Dari menunaikan.

Kata أَدَاء (Ada-’) maknanya bahwa itu dilakukan pada waktunya yaitu dibulan Ramadhan, sedangkan lawannya yaitu قَضَاء (Qadha-’) maknanya bahwa itu dilakukan diluar waktunya, yaitu diluar bulan Ramadhan.

Ini namanya : Menjelaskan sesuatu yang sudah jelas.

Anda mengatakan ini untuk menjelaskannya kepada siapa ? Kepada Allah, bahwa anda berpuasa Ramadhan di dalam bulan Ramadhan, padahal Allah sudah mengetahuinya jauh sebelum anda mengucapkannya ? Atau anda mengatakan ini untuk menjelaskannya kepada diri anda sendiri, padahal anda juga sudah tahu ?

4- فَرْضِ : Kewajiban

(Aku berniat berpuasa besok dari menunaikan) Kewajiban.

Adakah puasa Ramadhan yang tidak wajib sehingga anda harus menjelaskannya dengan mengucapkan niat anda bahwa : Anda berniat berpuasa besok yang merupakan kewajiban ???

Maka ini sama : Menjelaskan sesuatu yang sudah jelas.

5- شَهْرِ رَمَضَانَ : Bulan Ramadhan

(Aku berniat berpuasa besok dari menunaikan kewajiban) Bulan Ramadhan

Ini pun sama, menjelaskan sesuatu yang sudah jelas.

Adakah puasa Ramadhan yang dilakukan dengan أَدَاء (Ada-’) diluar bulan Ramadhan ???

Mungkin ada yang mengatakan : Ada. Puasa Qadha’ Ramadhan, maka ini bukan lagi أَدَاء (Ada-’) namanya, sebagaimana niat yang anda ucapkan, tetapi disebut قَضَاء (Qadha-’).

6- هَذِهِ النَّسَةِ : Pada Tahu Ini

(Aku berniat berpuasa besok dari menunaikan kewajiban bulan Ramadhan) Pada Tahun Ini.

Apakah Allah tidak mengetahui bahwa anda akan berpuasa tahun ini sampai harus mengatakannya ???

7- للهِ تَعَالَى : Karena Allah Ta’ala

(Aku berniat berpuasa besok dari menunaikan kewajiban bulan Ramadhan pada tahun ini) Karena Allah Ta’ala.

Coba renungkan : Walaupun anda mengatakan dengan lisan “ikhlas karena Allah” tetapi di dalam hati anda ada riya’, mana yang dihukumi ? Apakah yang anda ucapkan atau yang ada didalam hati anda ?

Jawabannya :
Yang dihukumi adalah apa yang ada di dalam hati anda.
Maka ini menunjukkan bahwa niat itu apa yang berada di dalam hati bukan yang diucapkan, karena jika sudah diucapkan maka tidak lagi dikatakan sebagai niat.


Abu Rumaysho’
12/4/2021
WAWOTOBI

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.