BJ Habibie, Mentalitas Sepeda

BJ Habibie, Mentalitas Sepeda

Read Time:2 Minute, 37 Second

Bekerja menurut BJ Habibie

Saya tidak pernah tidak bekerja,
Mentalitas Sepeda, Anda Berenti Anda Jatoh
Kalau saya berenti bekerja, saya mati

Kalau ditanya Habibie umur berapa?
90-10 tapi jiwanya, 17 tahun

Asal Julukan Mr Krack

Berikut Video Penjelasan BJ Habibie tentang “Mentalitas Sepeda”

BJ Habibie mendapat julukan sebagai Mr. Krack, karena mencetuskan teori krack progression dalam dunia penerbangan.

Pada 1960, hampir lima puluh tahun silam, industri pesawat terbang mengalami ketakutan dari sebuah ketidakpastian. Ketakutan itu berawal dari sering terjadinya musibah pesawat terbang karena kerusakan konstruksi yang tidak terdeteksi, yaitu kelelahan (fatique) pada bodi pesawat. Masih belum tersedianya peralatan canggihseperti pemindai sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer, untuk mengatasi persoalan rawan ini adalah salah satu faktor yang mendukung kesulitan itu.

Biasanya titik rawan kelelahan ini terjadi di sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang, atau antara sayap dan dudukan mesin. Sebab elemen inilah yang secara terus-menerus mengalami guncang keras, baik ketika sedang take off maupun landing. Ketika take off, sambungannya menerima tekanan udara (uplift) yang besar. Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan (crack). Pada awalnya retakan itu cuma berukuran 0,005 milimeter, akan tetapi itu terus merambat. Setiap hari semakin memanjang dan bercabang-cabang. Kalau secara dini tidak terdeteksi, bisa berakibat fatal, karena sayap pesawat bisa patah tanpa diduga-duga. Tentunya hal itu menjadi perhatian dunia penerbangan, apalagi saat itu mesin-mesin pesawat juga mulai berganti dari propeller ke jet. Potensi fatique makin besar.

Teori Crack Progression

Ketika itulah seorang anak muda bernama Bacharuddin Jusuf Habibie datang menawarkan solusi. Habibie-lah yang selanjutnya menemukan bagaimana rambatan titik crack itu bekerja, yang kemudian dikenal dengan nama teori crack progression. Dengan teorinya, Habibie berhasil menghitung crack itu dengan rinci sampai pada hitungan atomnya. Tentunya teori ini membuat pesawat lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah. Dengan ditemukannya teori crack progression atau lebih dikenal dengan Faktor Habibie, porsi rangka baja pesawat bisa dikurangi dan diganti dengan dominasi alumunium dalam bodi pesawat terbang. Di samping itu bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) sampai 10 persen dari bobot konvesionalnya.

Faktor Habibie ternyata juga memiliki peran dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara ketika pesawat take off. Begitu juga pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat. Faktor mesin jet yang menjadi penambah potensi fatique menjadi turun.

–RiriSaputra —

Mantan Presiden Indonesia

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. 

Lahir: 25 Juni 1936 (usia 82 tahun), Kota Parepare
Jabatan dalam kabinet yang pernah dipegang: Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT/Kepala BPIS, LAINNYA
Kementerian yang pernah dikelola: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Menjabat dalam kabinet: Kabinet Pembangunan V, LAINNYA
Era kabinet: Orde Baru
Anak: Ilham Akbar Habibie, Thareq Kemal Habibie

Biografi lengkap

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *